MUSIK TRADISIONAL TERBANG DARI BANJARNEGARA



Musik tradisional TERBANGAN merupakan musik tradisional yang sudah turun temurun dan sudah ada sejak ratusan tahun yang lalu di daerah Banjarnegara, musik ini merupakan perbaduan antara musik rebana dan alat musik lainnya, seperti kendang, rebana, jenis kendang dan rebana yang digunakanpun bermacam-macam, contohnya rebana dari ukurannya, rebana yang memiliki ukuran paling besar di sebut rebana wali, melambangkan sebagai contoh dan pemimpin, karena yang mengatur irama, tempo dan nada adalah rebana wali ini.

Dari segi alat musik, musik TERBANG tidak jauh berbeda dengan musik rebana pada umunya, yang sangat membedakan dari musik rebana adalah penyair atau vokalis. Penyair atau vokalis biasanya terdiri dari 3 sampai 4 orang bahkan bisa lebih. 1 orang sebagai penyair utama, 2 sampai 3  penyair pendukung, dan 1 sampai 2 orang sebagai suara pelengkap atau back sound.
Ciri khas dari penyair menyairkan lagu adalah penyair pertama dengan menggunakan suara yang sangat tinggi, dan penyair kedua harus bisa lebih tinggi dari penyair pertama karena dalam menyairkan lagu, musik ini saling sahut menyahut. Sahutan yang dilakukan oleh penyair kedua disebut dengan “NGELIK” atau membalas syair penyair pertama dengan nada yang jauh lebih tinggi namun tetap harmonis. Sedangkan penyair ketiga hanya sebagai pelengkap syair.
                Lagu yang dimainkan dalam musik TERBANG biasanya tembang jawa, shalawat, dan bahkan juga lagu modern. Uniknya lagu yang dimainkan menggunakan bahasa indah pada bahasa jawa, yang mungkin orang jawa pada umumnya susah untuk memahami arti dari lirik lagu tersebut. Namun di setiap lagu dan syair selalu ada makna yang sangat berarti dan bermakna, dalam syair syair lagu TERBANG terdapat nilai-nilai agama, sosial dan budaya. Ini yang membuat musik ini sangat bernilai tinggi dari jenis musik lainnya.
                Namun seiring perkembangan jaman, penerus musik TERBANGAN sudah hampir punah karena tidak ada lagi yang meneruskan kesenian ini, kebanyakan anak-anak muda lebih menyukai musik modern seperti pop, rock dan lain-lain. Sudah semestinya orang tua dan kita para pemuda melestarikan identitas budaya kita sendiri dari pada kita menjunjung tinggi budaya orang lain yang belum tentu bermanfaat dan memiliki nilai-nilai positif. Husen Annas Fauzy
Previous
Next Post »